Inkontinensia Tinja (Kehilangan Kontrol Usus)
Abdomen | Gastroenterologi | Inkontinensia Tinja (Kehilangan Kontrol Usus) (Disease)
Inkontinensia tinja (atau inkontinensia feses, FI) adalah hilangnya kontrol perut. Ekskresi sukarela dan bocor adalah kejadian umum untuk mereka yang terkena dampak.
Subjek yang berhubungan dengan buang air besar sering diterima secara sosial, sehingga mereka yang terkena mungkin dilanda perasaan malu dan terhina. Beberapa tidak mencari bantuan medis dan mencoba untuk mengelola masalah sendiri. Hal ini dapat menyebabkan penarikan sosial dan isolasi, yang bisa berubah menjadi kasus agoraphobia. Efek tersebut dapat dikurangi dengan menjalani pengobatan yang diresepkan, minum obat yang diresepkan dan membuat perubahan pola makan.
Penyebab dan faktor risiko
Kurangnya kemampuan untuk mengontrol buang air besar menyebabkan tinja (feses) keluar tak terduga dari dubur. Hal ini juga disebut inkontinensia usus. Gangguan ini dapat berkisar dari kebocoran sesekali tinja saat melewati gas untuk mengontrol buang air besar. Kondisi berikut ini berhubungan dengan inkontinensia usus: cedera tulang belakang (cauda equina syndrome), penyalahgunaan laksatif, operasi dubur sebelumnya, kerusakan dubur saat melahirkan, kerusakan dubur setelah pengobatan radiasi, setelah operasi panggul luas, impaksi tinja, dan dengan masalah psikologis.
Sembelit menyebabkan otot peregangan berkepanjangan dan menyebabkan kelemahan otot-otot usus. Setelah titik tertentu, rektum tidak akan lagi cukup erat untuk mencegah hilangnya tinja, menyebabkan inkontinensia.
Inkontinensia tinja dapat disebabkan oleh cedera pada salah satu atau kedua otot cincin seperti pada akhir rektum disebut internal dan eksternal sfingter anal. Selama fungsi normal, sfingter ini membantu mempertahankan tinja. Pada wanita, kerusakan dapat terjadi selama persalinan. inkontinensia tinja juga dapat disebabkan oleh kerusakan pada saraf yang mengontrol sfingter anal atau saraf yang mendeteksi tinja dalam rektum.
Diagnosa dan Pengobatan
Terapi tergantung pada tingkat keparahan dan penyebab gangguan tersebut. Perawatan termasuk: obat-obatan, latihan buang air besar, dan / atau pembedahan untuk memperbaiki atau mengganti sfingter rektum. ...