Pendarahan Vagina setelah Menopause
Panggul | Ilmu Kandungan /ginekologi | Pendarahan Vagina setelah Menopause (Symptom)
Pendarahan postmenopause adalah pendarahan yang datang satu tahun amenore pada wanita yang tidak menerima terapi hormon. Wanita dengan terapi terus menerus dengan estrogen dan progesteron bisa mendapat pendarahan vagina yang tidak teratur terutama di enam bulan pertama. Pendarahan ini harus berhenti dalam setahun. Wanita yang memiliki estrogen dan progesteron harus memiliki pendarahan biasa untuk sementara waktu setelah berhenti. Pasien yang memerlukan investigasi meliputi: wanita dengan menopause pendarahan apapun, pewarnaan darah di pakaian atau keputihan jika terapi hormon; wanita dengan terapi hormon terus mengalami pendarahan di 6 bulan awal pengobatan.
Penyebab
Penyebabnya meliputi: terapi hormon estrogen; atrofi vagina dan uterus; polip serviks atau hiperplasia uterus-endometrium, kanker rahim, serviks atau vagina. Endometrium dan atrofi vagina adalah yang paling umum dari pendarahan tapi etiologi lebih susah seperti karsinoma untuk didiagnosa. Pasien yang beresiko kanker endometrium mengalami obesitas, diabetes atau hipertensi, nulipara, orang yang eksogen estrogen atau mereka yang memasuki masa menopause terlambat. Jika seorang wanita menopause atau menopause dan terapi estrogen dan progestn 10-12 hari per bulan, mungkin memiliki pendarahan seperti menstruasi, hari per bulan. Ini dikenal sebagai pendarahan penarikan.
Diagnosa dan Pengobatan
Wanita yang mengalami selain pendarahan penarikan harus konsultasi dengan dokter. Jika wanita dalam terapi hormon menopause, kombinasi estrogen-progestin-mengambil kombinasi estrogen dan progesteron dalam jumlah kecil setiap hari, bercak, tidak teratur adalah umum dalam enam bulan pertama terapi kombinasi. Jika pendarahan berlanjut setelah enam bulan segera konsultasi ke dokter.
Jika seorang wanita menopause dan tidak dibawah perawatan hormonal, pendarahan vagina memerlukan perhatian medis. Pada wanita yang lebih tua, pendarahan vagina pascamenopause bisa dikaitkan dengan kanker ginekologi tapi mungkin karna penyakit non-kanker. Ada faktor resiko yang jelas untuk kanker rahim, leher rahim dan vagina. ...